Sabtu, 23 Mei 2015

PEDOMAN PENULISAN JURNAL YANG BAIK DAN BENAR

Asslamu'alaikum, selamat siang para pemaca, apa kabar Anda hari ini, semoga dalam keadaan baik-baik saja, amien. mungkin bagi para senior yang sudah sering membuat jurnal panduan ini kurang begitu penting, namun bagi para pemula seperti saya panduan ini sangat bermanfa'at. sebenarnya saya juga bingung sebelumnya, yaitu bagaimana cara membuat jurnal yang baik dan benar. Namun untung lah Dosen saya memberikan panduan ini, yang saya ketik ulang, dan saya share disini, ya dengan harapan para sobat pembaca tidak mengalami kebingungan seperti yang saya alami sebelumnya. baiklah mungkin cukup pembukaannya. kita langsung ke materinya. berikut panduannya. selamat menyimak. 
 JUDUL
 Setiap jurnal ilmiah harus memiliki judul yang jelas. Dengan membaca judul, akan memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal tersebut. Misalnya, judul “Laporan Lab Informatika”. Dengan judul seperti itu, maka tidak pembaca yang mau membacanya karena tidak menggambarkan isi jurnal. Contoh judul yang jelas, misalnya “Jenis Data Pada Pentium Dan Power Pc” . Judul ini sudah sedikit banyak melaporkan isi dari jurnal. ABSTRAK

 Abstrak berbeda dengan ringkasan. Bagian abstrak dalam jurnal ilmiah berfungsi untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan utnuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Bagian abstrak harus menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Jangan gunakan singkatan atau kutipan dalam abstrak. Pada abstrak harus berdiri sendiri tanpa catatan kaki. Abstrak ini biasanya ditulis terakhir. Cara mudah untuk menulis abstrak adalah mengutip poin-poin paling penting di setiap bagian jurnal. Kemudian menggunakan poin-poin untuk menyususn deskripsi singkat tengtang jurnal yang telah kita buat.
 PENDAHULUAN Pendahuluan adalah pernyataan dari kasus yang kita selidiki, yang memeberikan informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifikasi kita dalam kerangka teoritis yang lebih besar. Bagian ini juga dapat mencakup informasi tentang latar belakang masalah, seperti ringkasan dari setiap penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan akan mambantu untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang umum. Semua informasi latar belakang yang dikumpulkan dari sumber lain harus menjadi kutipan. Catatan : jangan membuat pendahuluan terlalu luas. Ingat saja bahwa kita menulis jurnal untuk rekan yang juga memiliki pengetahuan yang sama dengan kita. BAHAN dan METODE Bagian ini menjelaskan ketika percobaan telah dilakukan. Peneliti menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian. Jika percobaan dilakukan di alam, maka penulis menggambarkan daerah penelitian, lokasi, dan juga menjelaskan pekerjaan yang dilakukan. Aturan umum yang perlu diingat adalah bagian ini harus memaparkan secara rinci dan jelas sehingga pembaca memiliki pengantahuan dan teknik dasar agar bisa dipublikasikan. HASIL Di sini peneliti menyajikan data yang ringkas dengan tinjauan menggunakn teks naratif, tabel, atau gambar. Ingat hanya hasil yang disajikan, tidak semua interpretasi data atau kesimpulan dari data dalam bagian ini. Data yang dikumpulkan dalam tabel/gambar harus lengkap teks naratif dan disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami. Jangan ulangi secara panjang lebar data yang telah disajikan dalam tabel dan gambar.
 PEMBAHASAN Pada bagian ini, peneliti menafsirkan data dengan pola yang diamati. Setiap hubungan antar variabel percobaan yang penting dan setiap korelasi antara variabel dapat dilihar jelas. Peneliti harus menyertakan penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil yang berbeda atau serupa dengan setiap percobaan terkait dilakukan oleh peneliti lain. Ingat bahwa setiap percobaan tidak selalu harus merujuk pada perbedaan besar atau kecenderungan untuk menjadi penting. Hasil yang negatif juga perlu dijelaskan dan mungkin merupakan sesuatu yang penting untuk di ubah dalam penelitian kita.
 KESIMPULAN Bagian ini hanya menyatakan bahwa peneliti berpikir mengenai setiap data yang disajikan berhubungan kembali pada pernyataan yang dinyatakan dalam pendahuluan. Dengan mengacu pada bagian pendahuluan dan kesimpulan, seorang pembaca harus memiliki ide yang baik dari penelitian ini, meski pun hanya rincian spedifik. 
 DAFTAR PUSTAKA Semua informsi (KUTIPAN) yang didapat peneliti harus ditulis sesuai abjad pada bagian ini. Hal tersebut berguna untuk pembaca yang ingin merujuk literatur asli. Perhatikan bahwa referensi yang dikutif benar-benar disebutkan pada jurnal yang kita buat. demikian lah yang bisa saya sampaikan, semoga bisa bermanfa'at dan bisa membantu sobat pembaca untuk membuat junal yang baik. khususnya untuk para pemula.

x

Jumat, 22 Mei 2015

MENGELOLA PONDOK PESANTREN BAHRUL ‘ULUM DENGAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

MAKALAH

MENGELOLA PONDOK PESANTREN BAHRUL ‘ULUM DENGAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN


Memenuhi tugas Individu
MK Sistem Informasi Menejemen Pendidikan

Dosen Pembimbing:
1. Dr. H. Nurpit Junus, MM



AB UNRI_2.JPG



Oleh
FITRIA RAMADHANI
NIM : 1410245744


PROGRAM PASCASARJANA
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU
2015
I.                   PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan sangat pesat dewasa ini sehingga dapat menawarkan banyak kemudahan dalam berbagai kegiatan, mulai dari skala individu hingga Industri. Kehadiran teknologi ini dimanfaatkan untuk menggantukan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan manual kini dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien sehingga mengurangi kesalahan akibat adanya faktor human error.
Pendidikan sepanjang sejarahnya selalu bersifat antisipatif, yaitu mempersiapkan peserta didik agar dapat melaksanakan peran dan tugas hidup dan kehidupannya di masa depan karena pada masa depan banyak sekali perubahan sehingga diperlukan adanya tranformasi pendidikan. Ini berarti bahwa pendidikan adalah wadah untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kepentingan hidup manusia. Oleh karena itu teknologi pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya transformasi23 pendidikan.
Perkembangan dunia sistem1 informasi2 merupakan salah satu contoh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengalami kemajuan pesat. Sistem Informasi merupakan sekumpulan komponen informasi yang saling terintegrasi untuk menghasilkan tujuan yang spesifik. Komponen yang dimaksud diantaranya komponen Input20 model, output21, teknologi database, dan komponen pengendali. Hampir tidak ada keterbatasan antara ruang dan waktu sehubungan dengan teknologi sistem informasi tersebut, terutama perkembangan Internet, intranet36 maupun ekstranet37. Dimana dengan menggunakan teknologi ini, Informasi dari suatu tempat yang jauh dapat diketahui dengan mudah menggunakan teknologi ini pada waktu yang bersamaan, tentunya efisiensi ini sangat mengurangi biaya pejalanan dan dapat digunakan untuk mengatur strategi yang tentunya dapat menguntungkan.
Saat ini kita berada pada era yang disebut era informasi. Era informasi merupakan periode  yang banyak melibatkan banyak informasi dalam mengambil keputusan. Baik individu, peusahaan, industri ataupun instansi pemerintah. Informasi sudah semakin mudah dioeroleh, bervariasi bentuknya, terstruktur56 dan sudah semakin banyak kegunaannya. Sistem informasi sangat diperlukan oleh berbagai pihak yang terkait untuk mengolah data6 menjadi informasi, sehingga dalam mengambil keoputusan informasi tersebut dapat berguna dengan baik. Sistem informasi yang baik adalah sistem yang dirancang untuk mengolah data menjadi informasi (Winarno,2009).
II.               PEMBAHASAN
II.I Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang sejak tahun 1960an. Walaupun tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi. Sistem informasi manajemen juga dikenal dengan ungkapan lainnya seperti “Sistem Informasi”, “Sistem Pemrosesan23 Informasi”, “Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan”.
Sistem Informasi Manajemen menggambarkan suatu unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial orgnisasi dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam berbagai bentuk dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi (Sentranet,2013).

A.    Sistem
Semua sistem memiliki 3(tiga) unsur atau kegiatan utama , yaitu :
1.              Menerima data sebagai masukan (input)
2.             Memproses data dengan melakukan perhitungan , penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain.
3.             Memperoleh informasi sebagai keluaran (output)
Prinsip ini berlaku baik untuk sistem informasi manual, elektromekanis maupun komputer.


PEMROSESAN
 
        DATA                                                                          INFORMASI
       INPUT                                                                          OUTPUT
                                        Gambar : Pengolahan Data

sistem menurut para ahli, pengertian sistem diartikan sebagai berikut :
Menurut Ludwig Von Bartalanfy, sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.
Menurut Anatol Raporot, sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.
Menurut L. Ackof, sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
Jadi, dari beberapa definisi sistem diatas, maka dapat disimpulkan, sistem adalah sekumpulan unsur/elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai contoh, dalam sistem komputer terdapat software10 (perangkat lunak), hardware11 (perangkat keras), dan brainware16(sumber daya manusia).
Dengan berbekal USB flashdrive54untuk menyimpan data dan modem17serta seperangkat komputer yang terdiri dari Hardware11 (perangkat keras yaitu input/output devices44 atau perangkat masukan dan keluaran yang terdiri dari keyboard dan printer, monitor,CPU), software10 (perangkat lunak yang terdiri dari program sistem aplikasi,program utility,sistem operasi,bahasa pemograman sebagai alat interface antara software dengan user)dan kita sebagai brainware yang lebih tepat disebut user tanpa ada batas ruang dan waktu, semua informasi dari belahan dunia dapat kita peroleh dengan hitungan detik yang dikenal dengan GIS (Global Informantion System)33.
Dengan sedikit rekayasa ulang58  program komputer menjadi edu games dapat dipakai untuk media pembelajaran seperti pengenalan anak terhadap e-learning34,e-commerce35 extranet, intranet dan guru pun dapat menjelaskan mengenai kegunaan e- KTP sampai masalah cyber crime yang dilakukan oleh cracker53 yang merusak dan bukan hanya dapat membobol data security 57seperti yang kita ketahui selama ini dengan sebutan yang familian hacker yang mana biasanya dapat membuka sebuah kode rekening seseorang yang merupakan hak privasi 60 sudah bukan informasi baru lagi buat anak didik.
Era informasi yang kita hadapi pada hari ini memperlihatkan kecanggihan yang menakjubkan dalam penerapan teknologi komunikasi data6. Hal ini didukung oleh Attaran (2001:3) yang mengatakan bahwa “Teknologi Informasi merupakan suatu alat yang memiliki keunggulan dalam menciptakan desain proses yang baru sehingga terbentuklah sebuah tatanan masyarakat informasi sebagai output dari pemrosesan distribusi informasi yang diperoleh dari akses informasi yang sangat mudah.
Berbagai inovasi dalam bidang pendidikan pun dapat kita rasakan manfaatnya sebagai sarana penunjang sistem pendidikan untuk meningkatkan kualitas interaksi langsung antara pendidik dan anak didik. PC13 dan dekstop14dengan fitur-fitur5 yang ada adalah piranti komputasi41 yang sudah familiar bagi anak didik sehingga TIK dan multimedia45 menjadi pelajaran yang wajib dikenalkan pada anak didik. Pemasangan network42 pada lembaga pendidikan menjadi kelengkapan fasilitas di setiap sekolah.
B.     Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan memiliki nilai nyata yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat mendatang (Gordon B. Davis,1995).
Budi Sutedjo mengemukakan bahwa informasi merupakan pemrosesan data yangdiperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada.
C.     Manajemen3
Secara umum dikatakan bahwa manajemen merupakan proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya (George R. Terry, 1977

II.II Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Sistem informasi manajemen pendidikan4 (SIMDIK) sebenarnya adalah hasil penerapan konsep sistem informasi manajemen (SIM) dalam organisasi pendidikan.  Dengan demikian, perbedaan pendapat terhadap definisi konsep SIM juga  berimplikasi pada definisi SIMDIK.  Untuk memahami konsep SIM, diperlukan juga pemahaman terhadap perkembangan konsep itu sendiri dari waktu ke waktu.
Sistem informasi manajemen merupakan pengembangan dari konsep sistem pengolahan  data elektronik (electronic data processing/EDP), biasa juga disebut sebagai sistem pengolahan transaksi (transactions processing system/TPS), yang telah diterapkan sejak tahun 1950-an pada organisasi bisnis.  Mulai tahun 1960-an, dengan adanya pengaruh dari perkembangan teknologi dan cara penggunaan komputer, konsep SIM mulai diperkenalkan. Kalau konsep EDP fokus pada data (transaksi) dengan penekanan lebih banyak ke masalah bagaimana mempercepat pengolahan data dan meningkatkan akurasi, maka konsep SIM fokus pada informasi dengan penekanan lebih banyak pada kualitas informasi.  Pada perkembangan selanjutnya konsep SIM lebih disempurnakan dengan munculnya konsep-konsep baru, yaitu: sistem pendukung keputusan (decision support system/DSS30), sistem otomatisasi perkantoran/office automation43,  sistem informasi eksekutif (executive information system/EIS), sistem ahli (expert system), sistem berbasis pengetahuan, serta sistem komunikasi dan kolaborasi.

D.    Fungsi Sistem informasi manajemen
Pada dasarnya fungsi SIM secara umum telah disinggung dalam pembahasan sebelumnya. Suatu sistem jaringan informasi merupakan kumpulan dua atau lebih unit pusat dukomentasi secara bersama-sama berusaha untuk saling memperkuat atau melengkapi koleksi sumber-sumber informasi yang memiliki serta melancarkan dan mempertinggi mutu pelayanan informasi yang mereka berikan kepada para pemakai layanan informasi.
 Dalam langkah lanjut, para pemakai layanan jasa informasi memanfaatkan sistem informasi untuk membantu tugas penentuan kebijakan organisasi para manajer. Memang SIM pada ujungnya berfungsi untuk mengolah informasi menjadi bahan pengambilan keputusan yang akurat. Meskipun bahan informasi bukan hanya diperoleh dari sistem ini, melainkan bisa juga diperoleh dari informasi luar seta pengalaman pribadi seorang manajer. Lingkup umum dari fungsi pengambilan keputusan ini memiliki arah yang sangat luas dalam konteks manajemen organisasi. Yang mana pengambilan keputusan dalam konteks manajemen organisasi mulai dari tahap perencanaan sampai dengan evaluasi, dan setiap proses pengambilan keputusan terinspirasi oleh pengolahan informasi secara matang. Dunia bisnis membuktikan kecanggihan SIM untuk melipatgandakan hasil produksi terkait proses manajemen diatas.
SIM akan membantu manajer dalam mengadakan perencanaan produk yang harus diutamakan kepada golongan pelanggan selama periode penjualan berikutnya, membantu manajer untuk mengatur, menyusun tenaga kerja yang diramalkan, serta mampu menyediakan informasi bagi manajer untuk secara ketat mengendalikan biaya produksi Goerge M, Scott, memandang sistem informasi dapat dipergunakan secara nyata untuk mengendalikan operasi, strategi, dan perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka pendek, pengendalian manajemen dan pemecahan masalah khusus. Batasan inipun mengungkapkan peran Sistem Informasi dalam penentuan langkah- langkah informasi, berikut  pendampingan pada pemprosesan23 pelaksanaan pemecahan masalah yang senantiasa
melingkupi sebuah organisasi, tidak menutup kemungkinan mendapat acuan solusi dari adanya SIM. Berbagai sektor pemerintah tanpa ragu memanfaatkan konsep SIM dalam organisasinya, karena memang sistem ini menawarkan solusi dari keresahan mereka. SIM mampu menyimpan data secara aman, memproses secara tepat, dan menghasilkan informasi secara akurat.
Dengan bantuan sistem komputer, paket-paket program tersebut mempunyai keunggulan dalam hal penyimpanan data dalam jumlah yang sangat besar, mengolah data, juga dengan cepat mengeluarkan kembali sebagian atau seluruh data jika diperlukan. Selain hanya dengan mengolah data komputer juga bisa mengerjakan dua tugas secara bersamaan dalam satu layar/ monitor yang kita sebut denga multitasking29. Para manajer akan terbantu untuk memproses dan menganalisa ketepatan pola kerja dari sistem komputer.
Fungsi- fungsi yang ada dalam bahasan ini memang lebih melihat pada peran SIM untuk mendampingi para manajer dalam menjalankan roda organisasi. Kesalahan fatal yang sering dialami para manajer dalam memimpin organisasi karena mereka tidak mampu mencerna informasi secara baik, untuk mengambil keputusan penting.
Semua manajer, apapapun tingkat atau area bisnisnya (manajemen level26), hingga tingkat tertentu akan melakukan fungsi-fungsi manajemen diatas. Manajer di tingkat yang berbeda akan memiliki penekanan pada fungsi yang berlaianan. Peran manajerial Henry Mintzberg27, seorang profesor di Montreal menyatakan bahwa fungsi-fungsi fayol tidak dapat mengungkapkan cerita secara lengkap.


Manajemen Berbasis Pondok Pesantren
1.      Pengenalan Sistem Manajemen Pondok Pesantren
Sebelum membahas apa itu manajemen pesantren maka kita harus tahu dahulu apa itu sistem  manajemen dan apa itu pesantren. Sistem adalah cara, sarana, upaya, dan organ. Dan manejemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management artinya yang dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengatur atau mengelola. Kata manage itu sendiri berasal dari Italia Maneggio yang diadopsi dari bahasa latin managiare, yang berasal dari kata manus yang artinya tangan. Dalam bahasa Arab berasal dari nazhoma atau idarah artinya yang menata beberapa hal dan mengabungkan beberapa antara satu dengan yang lain.
Sedangkan secara terminologis manajemen menurut yang dikutip oleh Made Pidarta terbagi kepada manajemen sebagai peranan dan manajemen sebagai tugas, hal ini memberi jalan untuk membedakan kedua istilah itu. Manajemen sebagai tugas ialah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sementara itu salah satu manajemen sebagai peranann disebutkan peranan administrasi eksekutif. Menurut para ahli dikemukakan yang pertama manajemen adalah mengelola orang-orang, yang kedua adalah pengambilan keputusan, yang ketiga adalah pengorganisasian dan pemanfaatan sumber-sumber untuk menyesuaikan tujuan yang telah ditentukan.
Jadi Sistem pondok pesantren adalah sarana yang bertugas sebagai perangkat organisasi yang diciptakan untuk diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan4 yang berlangsung dalam pondok pesantren.
Sudah menjadi common sense bahwa pesantren lekat dengan figur kyai. Kyai dalam pesantren merupakan figure pesantren sentral, otoritatif, dan pusat seluruh kebijakan dan perubahan. Hal ini erat kaitanya denggan dua faktor :
Pertama, kepemimpinan yang tersentralisasi pada individu yang bersandar pada karisma serta hubungan yang bersifat patemalistik. Kebanyakan pesantren menganut pola mono manjemen dan mono administrasi sehingga tidak ada delegasi kewenanggan ke unit-unit kerja yang ada dalam organisasi.
Kedua, kepemilikan pesantren bersifat individual atau keluarga bukan komunal. Otoritas individu kyai sebagai pendiri skaligus pengasuh pesantren sanggat besar dan tidak bisa di ganggu gugat. Faktor nasab atau keturunan juga kuat sehingga kyai bisa mewariskan kepemimpinan pesantren kepada anak ( istilahnya putra mahkota) yang di percaya pada komponen pesantren yang berani memprotes. Sistem seperti ini kerap kali menggundang sindiran bahwa pesantren seperti kerajaan kecil.
Sejalan dengan penyelenggaraan pendidikan formal beberapa pesantren menggalami penggembanggan pada aspek manajemen, organisasi, dan administrasi penggelolan keuanggan.Perkembanggan ini dimulai dari perubahan gaya kepemimpinan pesantren dari karismatik kerasionalostik, dari otoriter paternalistic ke diplomatik partisipatif. Sebagai contoh kasus kedudukan dewan kyai di pesantren tebu ireng menjadi salah satu unit kerja kesatuan administrasi penggelolaan penyelenggaraan pesantren sehingga pusat kekuasaan sedikit terdistribusi di kalangan elite pesantren dan tidak terlalu terpusat pada kyai. 
Beberapa pesantren sudah membentuk badan pengurus harian sebagai lembaga payung yang khusus mengelola dan menanggani kegiatan-kegiatan pesantren misalnya pendidikan formal, diniyah, penggajian majelis ta’lim, sampai pada masalah pengginapan (asrama santri), kerumah tanggan, kehumasan. Pada tipe pesantren ini pembagian kerja antar unit sudah perjalan denggan baik, meskipun tetap saja kyai memiliki pengaruh yang kuat.
Sayangnya perkembangan tersebut tidak merata di semua pesantren. Secara umum pesantren masih menghadapi kendala serius menyangkut ketersediaan sumber daya manusia profesional dan penerapan manajemen yang umumnya masih konvensional, misalnya tiadanya pemisahan yang jelas antara yayasan, pimpinan madrasah, guru dan staf administrasi, tidak adanya transparasi pengelolaan sumber-sumber keuangan belum terdistribusinya pengelolaan pendidikan, dan banyaknya penyelenggaraan atministrasi yang tidak sesuai aturan baku organisasi. Kyai masih merupakaan figure sentral dan penentu kebijakan pendidikan pesantren. 
Rekuitmen ustadz atau guru, penggembangan akademik, reward sistem, bobot kerja juga tidak berdasarkan aturan yang berlaku.penyelenggaraan pendidikan sering kali tanpa perencanaan. Berapa banyak pesantren yang memiliki rencana induk pengembangan (RIP), dan statutnya misalnya sebagai pedoman penggelolaan pendidikan.
Kerumitan dan permasalahan ini menyebapkan antara normativitas dan kondisi objektif pesantren ada kesenjangan termasuk dalam penerapan teori manajemen pendidikan.          Semata-mata berpegang pda normativitas dengan mengabaikan kondisi obyektif yang terjadi di pesantren adalah tindakan kurang bujaksana, kalau tidak dikatakan gagal memahami pesantren. Akan tetapi membiarkan kondisi itu berjalan terus tanpa ada pembenahan juga tidak arif.  Penerapan manajemen pendidikan tidak hanya di tetapkan tanpa mempertimbangkan atau mengakomodasi keadan yang riil di pesantren. Harus ada toleransi dalam menyikapi kesenjangan itu secara wajar tanpa menggundang konflik.
Pondok pesantren seringkali menerapkan pola manajemen yang berorientasi pada penanaman jiwa ketulusan, keiklasan, kesukarelaan yang biasa di kenal dengan istilah “lillahi ta’ala”. Konsep tersebut menjiwai hampir semua aktifitas pada pondok pesantren namun konsep tersebut pada masa lalu banyak memiliki kelemahan karena tidak diimbanggi dengan kemampuan manajemen modern tampak kurang beraturan dan kurang efisien.
Konsep pengembangan manajemen pondok pesantren harus lebih akomodatif terhadap perubahan yang serba cepat dalam era global saat ini. Oleh karena itu idealisme”lillahi ta’ala” tersebut harus dilapisi dengan profesionalisme yang memadai, sehingga dapat menghasilkan kombinasi yang ideal dan utuh yaitu  idealism-profesionalisme. Dengan kombinasi konsep manajemen yang ideal tersebut diharapkan akan tetap dapat mempertahankan eksistensi pondok pesantren di satu sisi, serta dapat menigkatkan daya kompetitif pesantren dalam era global di sisi lainya. Kombinasi tersebut dapat menghasilkan konsep manajemen pondok pesantren denggan karakteristik baru yang ideal. Selain itu juga dapat disebut sebagai Manajemen Berbasis Pondok Pesantren (MBPP). Dengan MPBB baru tersebut diharapkan akan dapat menghasilkan karakteristik pondok pesantren yang efektif.

Karakteristik MBPP baru tersebut dapat dianalisis dengan pendekatan system yaitu dari segi input-proses-output. Hal itu didasari atas pemikiran bahwa pondok pesantren merupakan suatu sistem sehingga menguraikan karakteristik MBPP juga didasarkan pada proses output yang dapat menunjang perkembangan pondok pesantren secara keseluruhan. Dimana karakteristik tersebut ditandai dengan adanya pondok pesantren yang didasarkan pada input maupun ouput yang ada. Uraian berikut dimulai dari output dan di akhiri dengan imput mengingat output memiliki tingkat kepentingan tertinggi, sedangakan proses memiliki tingkat kepentingan satu tingkat lebih rendah dari pada output, dan input memiliki tingkatan kepentinggan dua tingkat lebih rendah dari pada output. 
1.  Output yang diharapkan
Output pondok pesantren harus memiliki prestasi pondik pesantren yang dihasilkan oleh proses pendidikan dan pembelajaran serta manajemen di pondok pesantren.Output pondok pesantren dikelompokan menjadi empat macam:
1.      Output berupa prestasi penggetahuan akademik keagamaan.
2.      Output berupa prestasi penggetahuan akademik umum.
3.      Output berupa prestasi keterampilan  atau kecakapan hidup.
4.      Output berupa prestasi dalam bidang non akademik.

2.  Input podok pesantren
Karakteristik dari pondok pesantren yang efektif diantaranya adalah memiliki input dengan karakteristik sebagai berikut:
a.       Adanya kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas
b.      Sumber daya tersrdia dan siap.
c.       Staf yang kopeten, berdedikasi tinggi dan berakhlakul karimah.
d.      Memiliki harapan prestasi yang tinggi.
e.       Fokus pada pelanggan khususnya para santri.
f.        Adanya input manajemen yang memadai untuk menjalankan roda pondok pesantren.

Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum adalah salah satu pondok Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum adalah salah satu pondok pesantren yang ingin memanfaatkan sistem informasi manajemen untuk membantu menjalankan aktifitas kepesantrenan. Dalam hal ini sistem yang ingin diterapkan adalah sistem informasi manajemen berbasis WEB dan e-mail28 dan SMS.
Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum merupakan institusi yang mengatur segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan maupun hal-hal yang berkaitan dengan kepesantrenan. Sebagai institusi pendidikan pondok pesatren menginginkan sebuah sistem yang dapat mengelola atau memanajemenkan kebutuhan bagi kegiatan pesantren. Adapun kondisi yang terjadi pada institusi ini, diantaranya pondok pesantren Bahrul ‘Ulum memiliki jumlah santri yang cukup banyak dan pendataan santri-santri belum dikelola dengan baik hanya sebatas dicatat atau dibukukan secara manual. Selain data santri, data pengurus dan data pengampu materi pembelajaran pondok belum dikelola secara baik. Permasalahan lainnya adalah kurangnya manajemen yang baik antara lain manajemen kamar, manajemen kepengurusan,pelanggaran,dan kegiatan secara terkomputerisasi.
Konsep Penggunaan Sistem Informasi Manajemen melalui Web/Website

a. Pengertian web/website
Web atau website merupakan kumpulan halaman yang menampilkan informasi data, teks, gambar, data animasi, suara, dan gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun yang bersifat dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling terkait dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
Secara terminologi, pengertian website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs/link, yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (WWW)38 di internet. Website pertama kali ditemukan oleh Sir    Timothy John, Tim Berners-Lee. Pada 1991 website terhubung dengan [link:2831] jaringan. Tujuan dari dibuatnya website pada saat itu yakni untuk mempermudah tukar menukar dan memperbaharui informasi kepada sesama peneliti di tempat mereka bekerja. Website dipubliksikan ke publik setelah adanya pengumuman dari CERN pada tanggal 30 April 1993. CERN menyatakan bahwa website dapat digunakan secara gratis oleh semua orang. Ada 2 macam jenis Website, yakni yang website statis dan website dinamis. Website statis, yakni website yang informasinya merupakan informasi satu arah, yakni hanya berasal dari pemilik softwarenya saja. Umumnya website ini bersifat tetap, jarang berubah, dan hanya bisa diupdate oleh pemiliknya saja. Contoh dari website statis ini, yaitu profil perusahaan. Sementara itu, website dinamis merupakan website yang mempunyai arus informasi dua arah, yakni yang berasal dari penguna dan pemillik,sehingga pengupdate-an dapat dilakukan oleh pengguna dan juga pemilik website. Contoh dari website dinamis ini, yaitu Friendster,Multiply,Facebokk, dll.
b. Unsur-unsur Website
a) Nama Domain
Pengertian Nama domain atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang digunakan untuk menemukan sebuah website pada
 Nama domain diperjual belikan secara bebas di internet dengan status sewa tahunan. Nama domain sendiri mempunyai identifikasi ekstensi/akhiran sesuai dengan kepentingan dan lokasi keberadaan website tersebut. Contoh nama domain ber-ekstensi internasional
adalah com, net, org, info, biz, name, ws. Contoh nama domain berekstensi lokasi Negara Indonesia adalah co.id (untuk nama domain website perusahaan), ac.id (nama domain website pendidikan), go.id (nama domain website instansi pemerintah), or.id (nama domain website organisasi).
Peran SIM berbasis web
Keefektifan suatu organisasi ditentukan dengan alur sistem informasi dan keefesienan aliran informasi yang mampu memberikan fungsi kualitas informasi yang dapat diakses. Internet dapat dipandang sebagai teknologi web internal yang memberikan banyak keunggulan dari segi teknologi informasi, antara lain:
a) Universal Platform, yang mampu mencari, melihat, memper-baharui, dan menyimpan berbagai informasi termasuk data numerik dalam basis data relasional.
b) Unified Organization, yang mampu mengorganisasikan informasi yang berbeda type dan standard style dalam bentuk artikel, laporan, ataupun tabel.
c) Lingua Franca. Teknologi web dibangun dari kefleksibelan dan standar umum yang digunakan. Intranet mampu meng-akses informasi tanpa mengorbankan sistem informasi telah ada, dengan biaya yang relatif lebih murah. Kombinasi Intranet dan Internet akan memberikan potensi ke arah perbaikan bisnis secara elektronis, mendunia, seketika dan diperkira-kan akan menggantikan telepon dan video.
Web memberikan banyak kemudahan dalam menyatukan keragaman bentuk  informasi dalam tipe data teks, audio, video, gambar ataupun data numerik. Dalam membangun aplikasi berbasis web, sebuah javascript framework yang dibuat (prototype) dapat lebih memudahkannya. Metode protyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan sistem informasi manajemen
Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi19 di bidang pendidikan saat ini menjadi kebutuhan yang tak bisa dielakkan. Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan jutan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang terhubungkan melalui saluran (satelit18, telepon, kabel) dan jangkauanya mencakup seluruh dunia (Kamarga, 2002). Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi, sifatnya bebas, karena itu tidak ada pihak yang mengatur dan memilikinya. Keberadaan internet sendiri mampu menembus keterbatasan yang selama ini terjadi dalam penggunaan konsep manual. Melalui internet memungkinkan seseorang dapat mengakses berbagai informasi dari seluruh penjuru dunia. Internet memiliki banyak fasilitas yang telah digunakan dalam berbagai bidang, seperti militer, media massa, bisnis, dan juga untuk pendidikan. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Telnet, Internet Relay Chat, Newsgroup, Mailing List (Milis), File Transfer Protocol40 (FTP), atau World Wide Web (WWW).

Konsep Penggunaan Sistem Informasi Manajemen melalui SMS

Sistem informasi manajemen Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum dapat dikatakan berjalan apabila semua komponen Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum dapat menggunakan dan memanfaatkan sistem itu sendiri.  Sebagai contoh ada suatu sistem informasi sekolah lengkap dan terpadu yaitu Integrated School Information System (I-SIS) yang memiliki fasilitas terpadu atau terintegrasi jadi satu mulai dari database peserta didik, guru, Bimbingan dan Konseling, kartu pelajar barcode, absensi siswa, guru pegawai, nilai (ulangan, UTS, UAS, try out dll) Rapor otomatis, pembayaran, SMS Gateway.  Selain itu I-SIS juga bisa terhubung dengan Scanner LJK bila ulangan atau ujian menggunakan lembar jawaban komputer maka scanner akan otomatis mengirim nilai ke database sistem, untuk absensi siswa, guru dan pegawai dapat menggunakan sidik jari yang otomatis terlapor ke wali siswa bila siswa bolos atau alpha. Manfaat untuk guru bidang studi nilai akan diolah otomatis tinggal memasukan rumus sesuai keinginan masing-masing guru, ledger dan rapor juga otomatis tinggal print.
Aplikasi SMS Gateway sistem atau biasa disebut SMS Smart School ini juga mudah karena dikelola sendiri oleh sekolah jadi biaya akses lebih murah dan mudah dipantau. Dengan SMS Smart School wali siswa dapat menerima laporan otomatis dari sekolah misalnya : nilai (ulangan, Ujian, Try out, Unas), absensi siswa, pelanggaran disiplin, pembayaran, data guru dan informasi sekolah lainnya. Selain terkirim otomatis wali murid juga bisa mengirim permintaan info sekolah melalui SMS. Dengan SMS ini guru juga bisa mengirim tugas rumah atau soal melalui SMS,ketika para siswa sedang diliburkan dari pesantren. Sebagai manajer di pondok pesantren  Kepala sekolah bisa memantau aktivitas di sekolah melalui hand­phone. Dalam sistem ini juga dilengkapi aplikasi perpustakaan, piket, bel sekolah dan lain-lainnya yang dibuat dengan aplikasi yang user-friendly47. Waktu yang dibutuhkan implementasi I-SIS sampai berjalan hanya 3 hari termasuk training dan pelatihan. Gambaran di atas adalah sebuah sistem informasi manajemen sekolah yang saat ini sangat diperlukan dalam pengelolaan sekolah yang modern berbasis teknologi informasi yang sangat bermanfaat untuk efisiensi kerja, meningkatan mutu pembelajaran maupun efisiensi biaya.
Pada pelaksanaan implementasi sistem informasi manajemen sekolah,  suatu sistem dapat dikatakan berjalan baik dan normal apabila semua komponen sekolah mulai guru, bimbingan konseling, tata usaha, bendahara dan juga kepala sekolah bisa menggunakan dan memanfaatkan fasilitas sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan tidak tergantung pada administrator sekolah yang disebut sebagai CIO (Chief Technology Officer )31 yang bertindak dan bertanggung jawab penuh untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak hanya berhubungan dengan layanan informasi saja, melainkan juga area-area operasi perusahaan lainnya yang nama lain dari CIO kita sebut sebagai manajer.
Manajemen pendidikan merupakan sekumpulan fungsi untuk menjamin
Efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulus dan koordinasi personil, penciptaan iklim organisasi yang kondusif, serta penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat di masa depan. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen pendidikan pada haki­katnya adalah menyangkut tujuan pendidikan, manusia yang melakukan kerjasama, proses sistemik dan sistematik serta sumber-sumber yang didaya­gunakan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu cabang ilmu manajemen pendidikan yang mempelajari penataan sumber daya manusia, kurikulum, fasilitas sumber belajar, dana serta upaya mencapai tujuan lembaga secara dinamis. Pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan terdiri atas unsur input, proses dan output.
Apabila unsur-unsur tersebut diterapkan pada Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum, maka akan terlihat sebagai berikut :
1.      Input terdiri atas kurikulum,kesiswaan,kepegawaian, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, keuangan, marketing dan sim bio­da­ta smk ;
2.      Proses dapat dilakukan dengan manual dan bantuan computer. Proses manu­al dengan cara konvensional sedangkan proses dengan bantuan computermempersyaratkan kondisi tertentu, yaitu : adanya struktur organisasi dan pro­sedur yang pasti, tersedia data, adanya pengelolaan dan pemeliharaan system;
3.      Output merupakan informasi yang disajikan untuk pimpinan
(kepala sekolah) atau pihak lain yang membutuhkan sebagai bahan dalam
membuat atau mengambil keputusan.
Proses penerapan pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan
berbasis computer, harus di ketahui bagaimana proses dan alur penanganan infor­masi di sekolah, yaitu :
a.    Proses perencanaan data, menetapkan tujuan, jenis data dan waktu
peng­­um­­­pulan data;
b.    Proses pengorganisasian data, menentukan tugas dan ruang lingkup data yang ditangani oleh sekolah ;
c.    Proses pengumpulan dan penyiapan data, menentukan metode , menentukan
sumber data, dan menyusun pengumpulan data, serta pelaksanaan pengum­pulan data;
d.    Proses pengolahan data, menentukan format sajian, menyesuaikan permintaan informasi dan mengamankan informasi;
e.    Proses penyajian laporan, menganalisis dan menginterprestasikan hasil olahan
data serta mengamankan hasilnya.
Untuk melihat sampai sejauh mana proses implementasi Pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan pesantren, sebagai kepala sekolah mempunyai beberapa kriteria dalam menjalankan sistem informasi manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut :
1) Dapat menentukan pendekatan yang tepat dalam merencanakan sistem Infor­masi manajemen pendidikan di sekolahnya.
2) Penerapan sistem informasi manajemen pendidikan secara efektif dan efisien oleh kepala sekolah ditunjukkan dengan kemampuan: mengumpulkan data secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan, mampu mengolah data dengan menjadi informasi yang tepat, mampu menggunakan sistem informasi manaje­men pendidikan sebagai hasil olahan dalam mengambil keputusan.
Dalam pelaksanaan administrasi sistem informasi digunakan beberapa Ma­cam administrasi yaitu administrasi ketatausahaan, administrasi guru dan penga­jaran. Pengelolaan dan pelaksanaan SIMDIK telah banyak membantu, memperlancar dan mempermudah pelaksanaan administrasi ketatausahaan di sekolah. Hal ini disebabkan karena segala informasi maupun data yang menyangkut administrasi sekolah telah tersimpan sehingga dapat memperlancar kegiatan akademik, tersedianya informasi yang dibutuhkan, secara cepat dan tepat, pekerjaan akan lebih efektif dan efisien.
Kriteria atau ukuran keberhasilan manjemen pendidikan adalah produkti­vitas pendidikan, yang dapat dilihat pada produk, hasil atau efektivitas dan pada proses, suasana atau efisiensi. Kriteria keberhasilan memerlukan proses manaje­men pendidikan, minimal meliputi perilaku manusia dalam berorganisasi.
Perilaku manusia dalam berorganisasi dapat dinyatakan dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atau pengendalian termasuk memimpin.
Organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia, memerlukan manajer yang mampu meren­canakan, melak­sanakan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga hal penting yang perlu dicermati dari definisi tersebut antara lain proses, pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan penca­paian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam manajemen pendidikan, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang beberapa prinsip, yaitu :
1) Prinsip pengarahan pada tujuan ;
2) Prinsip keharmonisan dengan tujuan ;
3) Prinsip kesatuan komando.
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum. Pemimipin melimpahkan
sebagian dari wewenang yang di milikinya kepada bawahan melalui Job Discription(jabaran tugas) pada masing-masing personil. Secara praktis fungsi Actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuatingtidak terlepas dari fungsi manajemen melalui penentuan masalah, penetapan tujuan, penetapan tugas dan sumber daya penunjang, meng­ge­rakkan dan mengarahkan, memiliki keberhasilan sumber daya manusia.
Dalam dokumen Rencana Strategis/Tactical25 (Renstra) Pendidikan Nasional 2005-2009 yang tertuang dalam Kepmen Mendiknas No. 32 Tahun 2005, permasalahan pendidikan di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga masalah besar, yaitu masalah yang berkaitan dengan: (a) Pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (b) Mutu, Relevansi dan daya saing keluaran (output) pendidikan, dan (c) Tata kelola, akuntabilitas dan citra publik tentang sistem pengelolaan pendidikan.
Bukan sekedar network, internet dan sistem aplikasi46 berbasis Web(contoh: e-learning dan system kepegawaian online/office automation) atau yang lebih dikenal HTTP (Hypertext39 Transfer Protocol40). Protokol adalah spesifikasi dari format data yang dikirimkan diantara alat-alat komunikasi yng salah satu dari pengembangannya disebut etehrnet48 yang dikembangkan oleh xerox, yang mana eternhet adalah salah satu protokol terbuka. Penyediaan dan memanfaatkan secara optimal perangkat komputer (hardware) dalam laboratorium sekolah, seperti router59, swicthing hub49, modem, server dan client (PC desktop dan laptop). Membangun jaringan Local Area Network (LAN51) atau Wide Area Network (WAN52) dalam laboratorium tersebut.

Pengamanan dan Pengendalian

Beberapa hal yang menjadi tantangan manajemen menghadapi beberapa resiko dalam penggunaan sistem informasi menggunakan web adalah bagaimana merancang sistem yang kuat dan bagaimana memenuhi standar jaminan kualitas. Adapun beberapa ancaman dan gangguan yang mungkin terjadi  adalah sebagai berikut:
a.       Kerusakan hardware (seperti input device, processing device, output device dan storage device) dan software
b.      Tindakan-tindakan personil bisa berupa hacker dan craker
c.       Penyerangan melalui media jaringan internet seperti spyware9 dan virus8 yang penyerangannya dapat juga melalui media USB flash drive
d.      Kebakaran
e.       Permasalahan listrik
f.       Program berubah
g.      Masalah telekomunikasi
Dari ancaman tersebut kita dapat melakukan tindakan pengaman atas informasi data atau data security, antara lain :
a.      Meng-optimalkan program Human Capital50 yang ada sehingga proses pencegahan dapat berjalan dengan baik.
b.      Dapat membantu memecahkan kemacetan sistem baru yang belum dikerjakan dengan cara rekayasa ulang58 sistem.
c.      Membuat backup arsip data secara periodik
d.      Penyimpanan data atau basis data dilokasi terpisah. Pada saat ini sistem basis data sudah dikembangkan pada mesin - mesin komputer kecil sampai komputer yang lebih besar seperti mainframe12. Tujuan dari hal tersebut secara keseluruhan adalah untuk melakukan perawatan informasi dan menyajikannya kapan saja dibutuhkan oleh pengguna.
e.      Membuat otorisasi penguna
f.       Pembuatan prosedur pemulihan / recovery
Dalam hal penyalah gunaan internet pemerintah negara kita juga mengeluarkan aturan-aturan untuk hal teknologi ini. Salah satu isi dari UU ITE32 ini adalah “mereka yang secara sengaja dan tanpa hak melakukan penyadapan atas informasi dan/atau dokumen elektronik pada komputer atau alat elektronik milik orang lain akan dikenakan hukuman berupa penjara dan/atau denda. Hal itu tertuang dalam Bab VII tentang Perbuatan Yang Dilarang, Pasal 31 ayat (1) dan (2)”.









PENUTUP

       Pondok pesantren sekarang ini menjadi salah satu instansi pendidikan yang muali banyak diminati masyarakat pekanbaru. Namun, peranan sistem informasi pada sekolah ini belum diajalnkan dengan baik yang mana masih menggunakan cacatan dan arsip berupa manual. Dengan adanya sistem informasi, segala kepengurusan kesantrian, pendaataan karyawan, pendataan alumni, kegiatan organisasi dan sarana yang ada dapat diketahui dengan mudah dengan dengan adanya bantuan sistem.
       Penerapan Sistem Informasi Manajemen berbasis Web dan SMS bisa menjadi opsi yang sangat baik bagi pondok pesantren Bahrul ‘Ulum apabila mampu menggunakannya dengan baik dan terstruktur. Sehingga Pondok Pesantren bukanlah sebuah lembaga pendidikan yang kuranng diminati oleh peserta didik dikarenakan kurangnya akses mereka untuk melampaui dunia lainnya.
Pada era modern saat ini, telah terjadi perkembangan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi komputer dan komunikasi atau sering disebut dengan era informasi. Jika pada mulanya komputer digunakan hanya sekedar alat penghitung, maka dewasa ini mesin komputer telah mampu menggantikan peran atau tugas-tugas rumit yang dilakukan oleh manusia, bahkan sanggup menirukan proses biologis manusia dalam pengambilan keputusan.
Can machine think ? demikian pertanyaan yang muncul seiring dengan berkembangnya bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Pertanyaan lain yang akan muncul: mampukah sistem pakar tersebut memberi kontribusi nyata di dalam pengelolaan sumberdaya alam ?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, di dalam artikel ini akan dibahas secara cermat tentang apa itu teknologi berbasis pengetahuan (knowledge-based24 expert system), mulai dari perkembangan teknologinya sampai pada aplikasinya pada pengelolaan sumberdaya alam.














DAFTAR PUSTAKA
Abdul Ahmad Aziz, Perkembangan Madrasah Suatu Tinjauan Historis-Politis, (Edukasi.
Adam I Indra Wijaya, Perubahan dan Pengembangan Organisasi (Bandung: Sinar Baru, 1989), 244.
Ali Hasan dan Mukti ali, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (jakarta: pedoman Ilmu Jaya, 2003)
dan Proses (Jakarta: Erlangga, 1994), 658.
Eti Rochaety, dkk, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara)
James L. Gibson dan Ter Djo Ebon Wahid, Organisasi dan Manajemen; Perilaku Struktur
Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan. Vol. 4 No. 2., 2006),
Kamarga, Hanny. (2002). Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.
Lawanto, Oemardi. (2000). Pembelajaran Berbasis Web sebagai Metoda
Malik Fajar, Madrasah dan TantanganModernitas, (Bandung: Mizan, 1999)
Moekijat,Pengantar Sistem Informasi Manajemen, (Bandung: Mandar Maju, 2005).
Public, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2001)
Wahyudi Kumorotomo & Subando Agus Margono, Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasiorganisasi
Raymond McLeod & George P.Schell, Sistem Informasi Manajemen,Edisi10.